Rabu, 10 Februari 2021

Muatan Pelajaran IPS Kelas 4 ( KD 3.2 dan 4.2 )

RUMAH ADAT SUKU MANGGARAI
Rumah Adat Suku Manggarai

Dapatkah kamu menyebutkan nama-nama rumah adat di Indonesia? Indonesia dikenal dengan keragamannya. Salah satu keragaman tersebut adalah rumah adat. Rumah adat setiap daerah berbeda, baik dari segi bentuk, bahan pembuatan, maupun fungsinya. Setiap rumah adat memiliki keunikan. Salah satunya yaitu Mbaru Niang. Mbaru Niang adalah rumah adat suku Manggarai.
 
Suku Manggarai terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kabupaten Manggarai. Di wilayah Kabupaten Manggarai, terdapat sebuah kampung adat bernama Wae Rebo. Kampung ini terletak di Kecamatan Satar Mese Barat, Desa Satar Lenda. Dusun Wae Rebo begitu terpencil, sehingga warga desa di satu kecamatan tidak mengenal keberadaan dusun ini.
 
Wae Rebo memiliki tujuh rumah utama yang disebut Mbaru Niang . Rumah ini tidak bisa ditambah atau dikurangi. Harus tetap berjumlah tujuh. Masyarakat bisa membangun rumah di sekeliling kampung namun tidak boleh sama dengan Mbaru Niang. Rumah ini memiliki nama lain, yaitu rumah bundar.

Satu rumah Mbaru Niang bisa ditinggali oleh enam sampai delapan keluarga. Rumah ini memiliki ketinggian mencapai 15 meter. Dinding rumah terbuat dari kayu dan bambu. Atapnya terbuat dari ijuk (wunut). Setiap bagian rumah disatukan dengan menggunakan rotan tanpa paku sama sekali.

Rumah Mbaru Niang berfungsi sebagai tempat tinggal. Mbaru Niang terdiri atas lima lantai. Susunannya sebagai berikut : 
  1. Tingkat pertama disebut lutur atau tenda. Lutur digunakan sebagai tempat tinggal dan berkumpul dengan keluarga. Selain itu juga digunakan sebagai tempat menyambut tamu dan aktivitas sehari-hari.
  2. Tingkat kedua berupa loteng yang disebut lobo. Lobo berfungsi sebagai tempat menyimpan benih-benih tanaman pangan, seperti benih jagung, padi dan kacang-kacangan
  3. Tingkat ketiga disebut lentar. Lentar berguna sebagai tempat menyimpan benih-benih tanaman pangan, seperti benih jagung, padi dan kacang-kacangan.
  4. Tingkat keempat disebut lempa rae. Tempat ini digunakan untuk menyimpan cadangan bahan pangan, dalam keadaan darurat karena gagal panen.
  5. Tingkat kelima disebut hekang kode. Tempat ini digunakan untuk melakukan upacara adat  ancam bobong atau tempat sesajian persembahan kepada leluhur.
MELESTARIKAN PAKAIAN ADAT DI INDONESIA
Kita sebagai warga Indonesia patut berbangga diri karena memiliki keindahan alam dan ribuan kekayaan yang sangat mempesona. Kebudayaan Indonesia akan cepat punah apabila tidak dilestarikan. Oleh karena itu, kita sebagai warga Indonesia berkewajiban melestarikan budaya dan mengingatkan betapa  berharganya kebudayaan Nusantara. Kebudayaan Indonesia begitu beragam, membuat Indonesia memiliki daya tarik bagi penduduk dunia. Banyak warga asing mempelajari seni kebudayaan Indonesia. Agar budaya asli Indonesia tidaj hilang begitu saja, kita berkewajiban untuk melestarikannya. 
 
Berikut upaya melestarikan budaya Indonesia
  1. Pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terlibat langsung. Masyarakat dianjurkan mempelajari budaya daerah dengan baik. Hal tersebut bertujuan agar budaya dapat diperkenalkan pada khalayak umum dan lestari
  2. Pelestarian budaya dengan cara membuat pusat informasi kebudayaan. Dengan adanya pusat informasi kebudayaan, masyarakat bisa mendapatkan wawasan dan edukasi megenai budaya
Indonesia terkenal dengan keragaman budaya, salah satunya adalah pakaian adat. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus ikut berupaya untuk memperkenalkan dan melestarikan pakaian adat. Hal ini bertujuan agar keragaman budaya di Indonesia tetap terjaga dan tidak hilang oleh perkembangan zaman.

0 Comments:

Posting Komentar